BERITA Terbaru dari dunia sepak bola - hasil pertandingan Liga-liga Top Dunia, yang tersaji setiap harinya, dan selalu saja menarik untuk di Baca ......Tim Penyaji : Agung-Andy-Mughnii

Rabu, 30 Juni 2010

Jepang Kandas Perdelapan Final Piala Dunia

Harapan Asia Pupus

Oleh Raju Febrian

Hanya karena sebuah tendangan yang gagal, bisa menggagalkan mimpi sebuah negara untuk mencatatkan sejarah baru. Ya, itulah yang terjadi pada Jepang. Sepakan Yuichi Komano yang menjadi eksekutor ketiga Jepang mengenai tiang gawang. Kegagalan yang membuat Jepang kalah adu penalti 5-3 (0-0) melawan Paraguay di Loftus Versfeld Stadium, Pretoria, beberapa jam lalu.


Setelah lolos ke babak 16 besar saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002, Jepang mematok target lolos ke perempat final. Target yang dibuktikan dengan penampilan bersemangat dan luar biasa. Jepang sanggup menahan Paraguay yang tampil lebih mendominasi di 90 menit waktu normal. Bahkan Keisuki Honda dkk beberapa kali mengancam gawang Justo Villar. Kehebatan mereka juga dipertontonkan di 30 menit babak perpanjangan waktu.

Hasil tanpa gol ini membuat pemenang harus di tentukan lewat adu penalti. Tos-tosan pertama sepanjang Piala Dunia 2010 kali ini.

Jepang cukup percaya diri setelah Yasuhito Endo dan Makoto Hasebe bisa menyamai eksekusi Edgar Barreto dan Lucas Barrios yang menjadikan kedudukan 2-2. Setelah pemain Paraguay Cristian Riveros melakukan tugasnya, giliran Komano. Sayang tendangan bek Kawasaki Frontale itu mengenai tiang gawang meski kiper Paraguay Justo Villar sudah mati langkah.

Hasilnya meski Keisuke Honda sukses, Paraguay memastikan kemenangan setelah Nelson Valdez dan Oscar Cardozo menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Kegagalan Jepang ini membuat pupus asa benua Asia untuk meloloskan wakilnya ke babak perempat final. Pasalnya, Jepang yang menjadi satu-satunya wakil yang tersisa setelah Australia, Korea Utara dan Korea Selatan juga gagal. Ironisnya, Jepang dan Korea Selatan -- dua tim yang mampu sampai babak 16 besar -- kedua-duanya dihentikan tim Amerika Selatan. Korsel kalah 2-1 dari Uruguay.

Sukses Paraguay melengkapi kehebatan tim-tim Amerika Selatan kali ini. Mereka menjadi tim Latino keempat yang lolos ke babak 8 besar. Mereka tinggal menunggu pemenang antara Spanyol dan Portugal yang bertemu dini hari tadi.

Tiga partai perempat final lainnya sudah ditentukan Belanda bertemu Brasil, Argentina menghadapi Jerman, dan Uruguay bertemu dengan satu-satunya wakil Afrika yang tersisa, Ghana.

Foto: Mark Kolbe/Getty Images

Rabu, 23 Juni 2010

PRANCIS PULANG AWAL

Prancis Angkat Koper, Dikandaskan Afsel 1-2

Uruguay - Meksiko Lolos

BLOEMFONTEIN - Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Itulah yang dialami timnas Prancis di Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Jangankan mengulang sukses juara Piala Dunia 1998, runner-up edisi 2006 itu harus angkat koper dari Afrika Selatan (Asfel) tanpa mencicipi babak knockout. Les Bleus -sebutan Prancis- gagal lolos dari fase grup setelah dikandaskan oleh tuan rumah Afsel dengan skor 1-2 (0-2) di Stadion Free State, Bloemfontein, tadi malam WIB.

Afsel yang tampil lebih impresif unggul lebih dulu melalui heading Bongani Khumalo pada menit ke-20. Katlego Mphela menggandakan kedudukan 17 menit kemudian. Dia memanfaatkan kemelut di depan gawang Hugo Lloris. Prancis membalas lewat tendangan jarak pendek Florent Malouda pada menit ke-70.

Namun, itu tidak berarti Afsel bisa melenggang dengan mulus. Kendati menang, Steven Pienaar dkk harus puas finis di tempat ketiga klasemen akhir grup A. Pasalnya, mereka kalah selisih gol dari Meksiko, yang pada saat bersamaan ditekuk Uruguay 0-1. Luis Suarez mencetak gol semata wayang Charruas -sebutan Uruguay- dua menit jelang babak pertama usai.

Sama-sama mengantongi empat poin, Meksiko masih punya selisih surplus satu gol (3-2), sedangkan Afsel defisit dua gol (3-5). Dengan demikian, mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia pertama yang gagal lolos ke babak 16 besar alias knockout.

"Sayang sekali. Awalnya, saya sangat yakin bahwa kami bisa lolos," sesal Khumalo dalam konferensi pers setelah pertandingan sebagaimana dilansir Reuters. "Tapi, kami telah berjuang dengan melakukan yang terbaik. Kami juga berhasil menyelamatkan sedikit kebanggaan dengan memenangi laga terakhir di depan publik Afsel," lanjutnya.

Dengan hasil tadi malam, Uruguay dan Meksiko menyusul Belanda dan Brazil yang sudah lebih dulu lolos ke 16 besar. Uruguay berhak menjadi juara grup dan tinggal menanti lawan dari runner-up grup B (lihat klasemen). Meksiko yang finis di bawah Uruguay sangat mungkin menantang Argentina.

"Bisa lolos sebagai juara grup sangat penting buat kami," ungkap striker Diego Forlan kepada Associated Press. "Pertandingan tadi sangat ketat. Meksiko mengontrol bola dengan baik. Manuver-manuver mereka sangat menyulitkan. Kami sangat beruntung bisa mencetak gol di babak pertama," lanjut striker Atletico Madrid tersebut.

Buat Prancis, kekalahan dari Afsel tadi malam merupakan puncak drama dan skandal yang menimpa tim besutan Raymond Domenech tersebut. Seperti diberitakan, dua hari menjelang laga hidup mati itu, Domenech berseteru dengan Nicolas Anelka, yang berujung pencoretan striker Chelsea tersebut dari skuad.

Buntutnya, sejumlah pemain yang bersimpati kepada Anelka memboikot sesi latihan Minggu (20/6). Ironisnya, aksi tidak pantas itu dikoordinasi pemain senior macam Patrice Evra dan Thierry Henry. Tidak heran, hal tersebut langsung memantik kepedulian Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Presiden meminta Menteri Olahraga Roselyne Bachelot mengadakan pertemuan khusus dengan tim.

''Sepak bola Prancis menghadapi bencana. Tidak hanya lantaran timnasnya kalah di pertandingan Piala Dunia, tapi juga pemain sedang menghadapi krisis moral,'' ungkap Bachelot, seperti dikutip Associated Press. ''Ini adalah episode terburuk sejarah perjalanan sepak bola negeri kami, belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi, ini harus kami hadapi dan kami harus cepat bangkit,'' lanjut wanita 66 tahun itu.

Perpecahan internal Prancis sangat tampak dalam starting line up yang dipasang Domenech. Dia meninggalkan Evra, Henry, Florent Malouda, dan Sidney Govou. Sebagai gantinya, di barisan belakang dia memainkan Sebastian Squilacci dan Gael Clichy. Bek tengah William Gallas dan Bacary Sagna yang tampil tidak terlalu bagus ketika Prancis ditebas Meksiko 0-2 (18/6) malah mendapat tempat.

Berkebalikan dengan Prancis, kondisi internal yang solid turut memengaruhi permainan Afsel. Mereka tampil solid dan bisa menekan sejak awal. Tekanan tersebut makin menjadi setelah Bongani mencetak gol pertama bagi Bafana Bafana, sebutan Afsel.

Dalam keadaan panik dan tertinggal satu gol, Yoann Gourcuff membuat kesalahan bodoh yang menyebabkan dirinya diusir dari lapangan. Dalam posisi menyongsong tendangan sudut, gelandang Girondins Bordeaux itu menyiku Macbeth Sibaya hingga jatuh terjengkang. Tanpa ragu, wasit Oscar Ruiz mencabut kartu merah dari sakunya.

Menang jumlah pemain, Afsel lebih agresif. Mereka memanfaatkan rapuhnya pertahanan Les Bleus untuk mencetak gol kedua. Melihat kondisi superkritis itu, Domenech akhirnya menyerah dan menurunkan para pemain lapis pertama.

Malouda masuk menggantikan Andre-Pierre Gingnac, sedangkan Henry mengisi posisi Djibril Cisse. Pergantian itu efektif. Prancis bisa menggenjot serangan dan membuat gol balasan lewat Malouda. Namun, itulah gol terakhir yang tercipta malam itu. Dalam kedudukan 2-1 untuk Afsel, kedua negara harus mengubur mimpi lolos ke babak kedua.

''Seperti halnya orang lain yang mendukung Prancis, saya sangat sedih. Pemain juga sangat kecewa,'' ungkap Domenech. ''Meskipun, dalam pertandingan tadi, saya melihat banyak hal positif. Hal-hal yang saya harapkan dimiliki tim ini sejak awal, yakni keberanian, kebaikan hati, dan solidaritas,'' lanjutnya.

Domenech juga menolak menjelaskan keputusannya mencadangkan pemain-pemain pilar kala sedang mutlak butuh kemenangan. ''Ini bukan saatnya menganalisis apa yang sedang terjadi. Tim ini memiliki potensi yang besar. Mereka pernah mengalami masa-masa hebat dan itu akan terjadi lagi. Prancis tidak akan pernah mati. Mereka akan bangkit,'' yakin pelatih yang kontraknya habis itu. (na/c4/c11/iro)

Jumat, 18 Juni 2010

Spanyol Kalah Apakah ini penyebabnya

Spanyol Kalah Karena Pacar Seksi Casillas?

Masih banyak pertanyaan menggantung kenapa Spanyol bisa kalah 0-1 dari Swiss. Bagaimana bisa tim ranking 2 dunia bisa kalah dari Swiss yang ada di peringkat 24 dan tak pernah menang dari mereka sejak Juni 1925? Ada yang menyebut karena Spanyol tak tampil 100%. Ada juga yang bilang karena pertahanan Swiss memang kuat. Tapi, nah ini, ada yang bilang karena pacar Iker Casillas.

Adalah Sara Carbonero, perempuan cantik yang dituding itu. Sara, 26 tahun, adalah presenter televisi olahraga Spanyol, Telecinco. Ia ikut ke Afrika Selatan untuk meliput Piala Dunia. Namanya juga presenter.

Ketika laga Spanyol versus Swiss, Rabu (16/6), kemarin Sara tentu saja ikut meliput pertandingan secara langsung. Sembari mengenakan kaos putih, celana ketat hitam dan boot, ia berdiri melaporkan dari pinggir lapangan, tepat di belakang gawang Casillas yang melakukan pemanasan.

Kehadiran perempuan yang pernah terpilih sebagai reporter olahraga terseksi versi majalah FHM 2009 inilah yang dituding jadi biang kekalahan Spanyol malam itu. Pendukung Spanyol marah dan menilai Sara cuma mengganggu konsentrasi Casillas. Dan Spanyol memang kalah 0-1 lewat gol Gelson Fernandes.

Sara sendiri cuek ketika ditanya televisi-nya. "Apakah saya bisa menggangu tim?. Saya pikir itu cuma nonsense."

Siapa juga yang tahan dengan wanita secantik ini?


Bibirnya itu lho...

Lucunya, Sara kemudian mewawancarai Casillas seusai pertandingan. Apa Anda pikir senorita cantik ini bakal manis dengan pacarnya? Tidak sama sekali. Ini dia petikannya dari Reuters:

Sara: Kita (Spanyol) tak pernah kalah dari Swiss -- apa kamu pikir mereka tampil baik hari ini? Atau kita yang buruk?"

Casillas: "Kami sangat solid di lini belakang, ada satu dua penampilan bagus, tendangan gawang, tendangan sudut, dan kemudian ada gol yang tercipta seperti mesin pinball."

Sara: "Well, bagaimana kamu bisa melakukan kesalahan ini?"

Casillas: "Kami akan mencoba melupakannya, ini kekalahan yang menyakitkan. Tapi kami akan berusaha mengambil sisi positif dan ini juga pertandingan yang bagus."

Sara: "Eh, ntar malam kita makan yuk...."

Casillas: "Ayukkk...."

( Kalau yang pertanyaan dan jawaban terakhir, cuma karangan saya lho... :D )

Foto: Jasper Juinen/Getty Images; Doug Pensinger/Getty Images; FMonline

Piala Dunia ; MEKSIKO BANTAI PRANCIS

Meksiko Bikin Prancis Berduka

Hanya ada nestapa bagi Prancis di stadion Peter Mokaba, Polokwane. Tampil miskin kreasi, Les Bleus dilibas Meksiko 2-0 pada laga lanjutan Grup A Piala Dunia 2010. Kekalahan tersebut praktis memperkecil peluang Prancis lolos ke babak 16 besar.

Raymond Domenech memulihkan posisi Florent Malouda di tim inti. Pemain Chelsea itu menggantikan posisi Yoann Gourcuff dalam formasi 4-2-3-1. Sebagai striker tunggal, Domenech masih mempercayakan Nicolas Anelka.

Meksiko tak banyak melakukan perubahan susunan tim inti seperti laga perdana. Guillermo Franco menjadi penyerang utama didampingi dua pemain muda, Giovani dos Santos dan Carlos Vela, di sektor sayap. Berbeda ketika Gerardo Torrado mengapteni tim pada laga pembuka, kini ban kapten melingkar di lengan Rafael Marquez.

Tendangan Dos Santos menghantam tiang pada menit ketiga, tapi itu terjadi setelah sang pemain terperangkap off-side. Setidaknya, agresivitas yang ditunjukkan Meksiko pada awal laga memberikan sinyal positif terhadap jalannya pertandingan.

Pada menit kedelapan, Vela menyia-nyiakan umpan lambung Marquez. Lolos hingga kotak penalti Prancis, Vela menendang bola jauh ke atas mistar gawang Hugo Lloris.

Meksiko mengandalkan kecepatan mereka untuk menekan Prancis. Setelah saling bertukar peluang, El Tri memperoleh kesempatan membuka kedudukan pada menit ke-27. Carlos Salcido berhasil menembus sektor kanan pertahanan Prancis dan melepaskan tendangan keras yang dipatahkan Lloris. William Gallas hanya menyaksikan aksi tersebut tanpa berupaya mencegah pergerakan Salcido.

Lima menit berselang, Meksiko terpaksa kehilangan Vela yang menderita masalah di bagian kaki. Tak dapat melanjutkan pertandingan, Vela digantikan dengan Pablo Barrera.

Baru sebentar menginjakkan kaki, pemain berusia 22 tahun itu nyaris menjebol gawang Lloris. Umpan Dos Santos dari sayap kiri sama-sama disambut Lloris dan Barrera. Tangan Lloris lebih cepat menjangkau, tapi bola pantulan mengenai kepala Barrera. Untungnya, arah bola tidak menuju ke dalam gawang.

Ketika Prancis masih berupaya mencari cara membongkar pertahanan, para pemain Meksiko dapat beberapa kali melepaskan tendangan ke arah gawang Lloris. Namun, pertandingan babak pertama harus berakhir tanpa gol.

Sesaat sebelum turun minum, Jeremy Toulalan mendapat kartu kuning akibat menahan serangan balik yang dilancarkan Franco. Artinya, Toulalan harus absen pada laga terakhir Prancis melawan tuan rumah Afrika Selatan karena akumulasi kartu.

Nasib serupa dialami gelandang Meksiko Efrain Juarez yang membalas gasakan Malouda dengan dorongan. Juarez dipastikan absen ketika Meksiko menghadapi Uruguay. Sebelumnya, Prancis menarik keluar Anelka yang melempem sepanjang pertandingan dan menggantikannya dengan Andre-Pierre Gignac.

Ancaman pertama babak ini datang ketika Malouda melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti. Tapi, dengan cermat, kiper Oscar Perez menghalaunya jadi tendangan penjuru.

Butuh tenaga serang ekstra, Javier Aguirre memainkan Javier Hernadez, yang masuk menggantikan Juarez. Langkah tersebut disusul dengan masuknya penyerang gaek Cuauhtemoc Blanco untuk mengisi posisi Franco. Lengkap sudah jatah pergantian yang dimiliki Meksiko dalam pertandingan ini.

Strategi itu berhasil. Menit 64, dalam skema serupa seperti peluang awal Meksiko di awal pertandingan, Marquez memberikan umpan lambung terobosan ke arah Hernandez. Gallas mencoba mengaktifkan perangkap off-side, tapi asisten wasit tak mengibarkan bendera. Terlepas sendirian, Hernandez dengan tenang mengecoh Lloris dan menciptakan gol pembuka untuk El Tri.

Di bangku cadangan Prancis, Domenech mulai ketar-ketir. Mathieu Valbuena dipanggil dan kemudian masuk lapangan menggantikan Sidney Govou. Tapi, Prancis tetap loyo dan miskin peluang.

Bencana kembali datang buat Prancis pada menit ke-78. Pergerakan Barrera disambut gasakan terlambat dari Eric Abidal. Kesalahan fatal pemain yang dipasang Domenech sebagai bek tengah Prancis itu berbuah hukuman penalti.

Blanco maju sebagai eksekutor. Tanpa kesalahan, pemain berusia 37 tahun ini melesakkan bola ke kanan bawah gawang Lloris. Meksiko 2, Prancis 0.

Penalti tersebut menjadi yang kesembilan bagi Meksiko sepanjang sejarah partisipasi di Piala Dunia. Kali terakhir Meksiko memperoleh penalti adalah saat melawan Kroasia pada 2002.

Pertahanan Meksiko kian kompak menjaga keunggulan dua gol mereka. Tiga menit tambahan waktu yang diberikan wasit tetap tak dapat digunakan Prancis untuk mengancam gawang Perez. Kedudukan bertahan 2-0 bertahan hingga akhir. Untuk kali pertama, Meksiko berhasil meraih kemenangan atas salah satu tim juara dunia di Piala Dunia.

Meksiko pun berpeluang besar melangkah ke babak selanjutnya. Pada pertandingan terakhir Grup A, baik Meksiko maupun calon lawannya, Uruguay, tinggal butuh bermain seri untuk melaju ke babak 16 besar.

Selain dituntut mengalahkan tuan rumah Afrika Selatan, juara dunia 1998 Prancis hanya bisa berharap kedua rival ini tidak menjalankan konspirasi menyingkirkan mereka.

Susunan pemain:
Prancis Lloris; Abidal, Gallas, Sagna, Evra; Toulalan, Diaby, Malouda, Ribery; Govou / Valbuena (69'), Anelka / Gignac (46').
Meksiko Perez; Marquez, Rodriguez, Salcido, Moreno; Torrado Juarez / Hernandez (55'), Osorio; Dos Santos, Vela / Barrera (32'), Franco / Blanco (62').

Selasa, 15 Juni 2010

Piala Dunia 2010

Belanda Pimpin Grup E, Tampil Gemilang Tekuk Denmark 2-0

JOHANNESBURG
- Sesuai dengan prediksi, Belanda berhasil tampil gemilang dalam duel perdana mereka di Piala Dunia 2010 Afsel.

Di Stadion Soccer City, Johannesburg, tadi malam WIB, tim berjuluk Oranje tersebut berhasil menekuk Denmark dua gol tanpa balas (2-0 (0-0)). Di laga lain, hasil mengejutkan diraih Jepang.


Mereka menundukkan Kamerun dengan angka tipis 1-0 (1-0). Kemenangan 2-0 mengantarkan Oranje, salah satu tim unggulan Piala Dunia Afsel, sebagai pimpinan klasemen sementara grup E dengan koleksi tiga angka.

Sementara itu, tim Samurai Biru -julukan timnas Jepang- menyusul di posisi kedua karena kalah dalam produktivitas gol.
Sebenarnya, pertandingan tadi malam bukan kemenangan yang mudah bagi Oranje.

Pada babak pertama, Denmark memberikan perlawanan kerasBahkan, beberapa kali kiper Belanda Maarten Stekelenburg harus berjibaku menyelamatkan gawangnya dari terjangan Nicklas Bendtner dkk.
"Saya tidak berpikir kami bermain bagus pada babak pertama. Tapi, kami pantas menang dengan permainan kami di babak kedua. Denmark bermain bagus pada babak pertama.

Mereka solid. Untung, tidak ada gol," ungkap Wesley Sneijder, gelandang Belanda, seperti dikutip
AP.
Baru pada babak kedua, Belanda bisa mengungguli Denmark melalui gol bunuh diri bek Denmark Simon Poulsen pada menit ke-46.

Ketika itu dia hendak menghalau bola umpan silang Robin van Persie. Tapi, sundulan Poulsen mengenai punggung Daniel Agger, lalu masuk ke gawang sendiri.
Setelah itu, permainan Belanda berkembang.

Sederet peluang emas mereka dapat dari Sneijder, Dirk Kuyt, dan Van Persie. Akhirnya, pada menit ke-85, Kuyt menggandakan kemenangan Belanda.
"Kami ingin memainkan sepak bola indah.

Tapi, kami kehilangan bola. Meski begitu, dari waktu ke waktu kami terus menunjukkan perkembangan performa. Kemenangan itu pantas," ucap Bert van Marwijk, pelatih Belanda.


Di sisi lain, kekecewaan berat ditunjukkan oleh pelatih Denmark Morten Olsen. "Rasanya seperti disiram dengan air dingin di kepalamu. Simon Poulsen adalah pemain kami yang cukup bagus.

Tapi, dia tidak beruntung," papar Olsen.
Sementara itu, Jepang yang menelan empat kekalahan beruntun di pertandingan uji coba jelang Piala Dunia 2010 tak diduga bisa mengalahkan Kamerun.

Tim besutan Takeshi Okada itu menang tipis 1-0 di Stadion Free State, Bloemfontein, Afsel, tadi malam.
Gelandang serang CSKA Moskow Keisuke Honda menjadi penentu kemenangan dengan gol tunggalnya ke gawang Kamerun yang dikawal kiper Souleymanou Hamidou pada menit ke-39. Selain itu, Jepang memiliki beberapa peluang emas.

Kamerun yang mengandalkan striker Inter Milan Samuel Eto'o tidak begitu berkutik pada laga tadi malam.

Kegemilangan kiper Eiji Kawashima juga menjadi salah satu alasan Jepang bisa menang.
Penyelamatan paling gemilang terjadi pada injury time. Ketika itu sepakan striker Kamerun Pierre Webo dari umpan silang mampu ditepis Kawashima.

Itulah peluang terakhir Kamerun. Tim berjuluk Singa Perkasa tersebut harus menyerah di laga perdana.
(ham/c11/iro)

Jumat, 11 Juni 2010

KUnci Prancis Di Piala Dunia

Prancis Berharap Tuah Monsieur Henry

Striker Thierry Henry dan gelandang Franck Ribery saat Prancis kalah 0-2 dari Spanyol pda pertandingan persahabatan di Stade de France, Paris, 3 Maret 2010. (Michael Steele/Getty Images)

MENJELANG pertandingan perdana Piala Dunia 2010 melawan Uruguay di Cape Town Stadium, Jumat (11/6) malam ini, aroma tak sedap malah tercium dari kubu Prancis. Para pemain senior Les Blues--julukan Prancis--meminta pelatih Raymond Domenech tetap memasukkan nama Thierry Henry ke dalam starting line up. Kedengarannya rada aneh. Yang namanya pelatih, ya tugasnya menentukan strategi dan susunan pemain. Tugas pemain, ya menuruti pelatih termasuk menerima keputusan dimainkan atau tidak.

Sebenarnya seberapa penting peran Henry di tim Prancis sampai-sampai para pemain berani melakukan pemberontakan?

Di antara lima striker yang ada, Henry memang punya kelebihan; senior, pengalaman, produktif. Pemain kelahiran Les Ulis, Essonne, pinggiran kota Paris pada 17 Agustus 1977, itu adalah top skorer Prancis dengan 51 gol di 121 pertandingan. Unggul jauh ketimbang Nicolas Anelka (14 gol, 67 pertandingan), Sydney Govou (14-10), Djibril Cisse (29-9), atau Andre-Pierre Gignac (13-4).

Prestasi Henry-pun tidak sembarang. Ia ikut menyumbangkan tiga gelar--Piala Dunia 1998, Euro 2000, dan Piala Konfederasi 2003--dari total lima gelar Prancis di kancah internasional.

Hanya saja, setahun terakhir karier Henry di level klub mundur drastis. Seusai menjadi pemain kunci Barcelona, meraih treble winner musim 2008/2009, musim lalu Henry hanya tampil 19 kali sebagai starter dan mencetak 4 gol.

Di tim nasional, dia sudah enam bulan tak mencetak gol. Terakhir ia mencetak satu gol ketika mengalahkan Austria 3-1 di kualifikasi Piala Dunia 14 Oktober 2009. Setelah itu di enam pertandingan, dua playoff melawan Irlandia Utara dan empat pertandingan uji coba, ia tak pernah mencetak gol.

Fakta-fakta ini jelas memengaruhi pandangan Domenech terhadap performa Henry di lapangan. Toh, pemain lain, berbeda dengan pendapat sang pelatih. Rekan-rekan Henry justru percaya Henry masih mumpuni.

Langkah "Ayam Jantan" lolos ke Afsel adalah berkat jasa tangan--bukan kaki atau kepala--Henry saat play off melawan Irlandia. Henry menyentuh bola yang hampir keluar lapangan yang kemudian diselesaikan William Gallas menjadi gol penyama 1-1. Prancis-pun lolos dengan aggregat 2-1.

Tuah inilah yang masih diharapkan bisa diberikan Henry.

Henry sendiri mengaku tidak masalah jika harus kehilangan tempat di tim utama. "Ini hal logis di sepak bola. Lebih dari empat bulan terakhir, saya tidak terlalu banyak bermain. Ada pemain yang lebih baik dari saya dan itu adalah Anelka. Saya bisa menerima itu," kata mantan pemain Juventus dan Arsenal tersebut.

Yang pasti perpecahan ini berbahaya bagi langkah Prancis. Persiapan mereka jauh dari kata memuaskan. Setelah disikat Spanyol 0-2 (3 Maret), gawang Prancis selalu kebobolan satu gol dari tim-tim yang notabene berada di bawah mereka. Mereka hanya menang tipis dari Kosta Rika 2-1 (26 Mei), tapi kemudian ditahan Tunisia 1-1 (30 Mei), dan--yang memalukan--kalah dari Cina 0-1 (4 Juni).

Apalagi lawan pertama mereka adalah Uruguay yang diperkuat duo striker haus gol, Diego Forlan dan Luiz Suarez. Keduanya total mencetak 77 gol bagi klubnya sepanjang musim lalu. Forlan mengemas 28 gol untuk Atletico Madrid, termasuk dua gol ke gawang Fulham yang memberikan klub Spanyol itu trofi Liga Eropa. Suarez, lebih gawat lagi, 49 gol di 48 pertandingan bersama Ajax. Termasuk enam kali hattrik!

Uruguay jelas berat. Setelah itu Prancis masih harus berhadapan dengan dua tim yang juga tak mudah. Pertama tim penuh talenta Meksiko pada 16 Juni sebelum bertemu tuan rumah Afsef--dengan dukungan penontonnya--pada 22 Juni.

Jika Domenech gagal menyatukan timnya, siap-siap saja menyaksikan Prancis mengulang kegagalan total seperti Piala Dunia 2002 dan Euro 2008, ketika mereka tersingkir dari fase grup tanpa sekalipun menang.

Minggu, 06 Juni 2010

Gerrard tetap Konsentrasi Piala Dunia

Capello: Gerrard Tak Pikirkan Benitez

JOHANNESBURG, KOMPAS.com — Pelatih Inggris Fabio Capello yakin Steven Gerrard fokus 100 persen dengan "The Three Lions" di arena Piala Dunia. Menurutnya, Gerrard takkan memikirkan pemecatan Rafael Benitez dari Anfield.

Benitez beberapa hari lalu resmi dipecat Liverpool. Sejak itu rumor tentang siapa yang akan menjadi pelatih baru di Anfield terus berkembang.

Gerrard sebagai kapten "The Reds" tentu memiliki rasa ingin tahu tentang prospek Liverpool ke depannya tanpa kehadiran Benitez.

"Stevie baik-baik saja. Dia punya telepon dan media ada di sini. Saya tahu Liverpool telah mengganti manajernya, tetapi saya pikir itu tak akan mengganggu Gerrard. Itu merupakan hal lain di luar sana. Kami fokus pada Piala Dunia, bukan klub," kata Benitez.

"Kami fokus pada latihan setiap hari dan itu saja. Tanpa memikirkan hal ini, kami sudah memiliki banyak masalah."

Mantan Pelatih AS Roma itu juga membuka pintu lebar-lebar jika Kenny Dalglish, yang saat ini ramai dibicarakan sebagai suksesor Benitez, akan datang ke Afrika Selatan untuk melobi Gerrard dan Jamie Carragher.

"Kami harus mendiskusikan hal ini, ya atau tidak, mengenai Dalglish bisa bertemu mereka. Pertama-tama, dia (Dalglish) harus meminta izin saya. Setelah itu, saya akan berbicara dengan kedua pemain," lanjut Capello. (GL)

C3-10