BERITA Terbaru dari dunia sepak bola - hasil pertandingan Liga-liga Top Dunia, yang tersaji setiap harinya, dan selalu saja menarik untuk di Baca ......Tim Penyaji : Agung-Andy-Mughnii

Minggu, 27 Desember 2009

LIVERPOOL NGAMUK

Liverpool Gasak 10 Pemain Wolverhampton

Minggu, 27/12/2009 | 02:15 WIB



LIVERPOOL, KOMPAs.com — Liverpool membukukan kemenangan 2-0 atas Wolverhampton Wanderers dalam duel lanjutan Premier League, di Stadion Anfield, Sabtu (26/12/2009). Liverpool bisa mencetak gol, setelah musuh terpaksa bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-53.

Mengandalkan permainan umpan silang, Liverpool mampu memberikan menekan jantung pertahanan Wolverhampton. Sayangnya, buruknya koordinasi serangan membuat dominasi mereka sia-sia.

Pada menit kelima, misalnya, Jamie Carragher berniat mengirim umpan kepada Glen Johnson, yang berlari di belakang bek Wolverhamton. Namun, buruknya akurasi membuat umpan gagal mencapai sasaran dan bisa diamankan kiper Marcus Hahnemann.

Untuk mengatasi kesalahan komunikasi, Fernando Torres mencoba melakukan aksi individu untuk menjebol gawang musuh di menit kedelapan. Saat itu, setelah berhasil menembus kotak penalti dari sektor kanan pertahanan tim tamu, Torres melepaskan tembakan ke sudut kiri atas gawang Wolverhampton. Sayang, tembakan akurat Torres masih bisa ditepis Hahnemann.

Tekanan Liverpool belum membuahkan hasil ketika Wolverhampton berhasil mencuri serangan di menit ke-22, dan mampu membuat tiga peluang emas, melalui Sylvan Ebanks-Blake, Nenad Milijas, dan Kevin Doyle. Sayang, tak satu pun tembakan ini berhasil membobol gawang Pepe Reina.

Meski gagal, serangan itu mendongkrak kepercayaan diri Wolverhampton. Mereka pun menambah kekuatan gempuran. Sayang, meski mampu mematikan kreasi serangan Liverpool, usaha ini tak kunjung membuahkan gol.

Di tengah agresivitas tim tamu, Liverpool akhirnya mulai bangkit di menit ke-43. Untuk merusak soliditas pertahanan Wolverhampton, Liverpool melepaskan sejumlah tembakan jarak jauh. Sayang, usaha ini pun tak efektif untuk mencetak gol. Liverpool pun terpaksa menutup babak pertama dengan skor imbang 0-0.

Sepanjang babak pertama, Liverpool berhasil mendapat 66 persen penguasaan bola dan menciptakan empat tembakan tepat ke gawang dari 10 usaha. Sementara itu, Wolverhampton sendiri mampu membuat satu peluang emas dari empat percobaan.

Memasuki babak kedua, Liverpool kembali mencoba mendominasi permainan. Gencarnya tekanan Liverpool berbuntut kartu kuning kedua, yang diterima bek Wolverhampton, Stephen Ward, menyusul pelanggarannya kepada Lucas Leiva.

Hilangnya seorang penggawa musuh membuat Liverpool semakin bergairah melakukan serangan. Dalam tempo tinggi, mereka terus mencecar benteng Wolverhampton. Setelah menunggu hingga menit ke-62, Liverpool berhasil unggul melalui Steven Gerrard. Memanfaatkan umpan Emiliano Insua, Gerrard mengirim bola masuk gawang Hahnemann.

Tak mau kehilangan momen, Liverpool melanjutkan tekanan mereka untuk mencari gol tambahan. Dengan koordinasi dan kepercayaan diri yang semakin besar, Liverpool berhasil menggandakan keunggulan melalui Yossi Benayoun di menit ke-69. Memanfaatkan bola liar, Benayoun mengirim bola masuk ke tengah atas gawang Wolverhampton.

Menyadari ambisi Liverpool dan minimnya tenaga untuk membalas serangan, Wolverhampton mencoba fokus memperbaiki kualitas pertahanan. Meski kesulitan menciptakan serangan balasan, taktik ini memampukan Wolverhampton meredam derasnya aliran serang Liverpool. Skor 2-0 untuk tuan rumah pun bertahan hingga akhir laga.

Dengan hasil tersebut, Liverpool naik satu tingkat ke posisi ketujuh dengan 30 poin, atau kalah lima angka dari Aston Villa di tempat keempat. Sementara Wolverhampton melorot ke posisi 15 dengan 19 poin.

Susunan pemain:
Liverpool: Reina, Johnson, Carragher, Agger, Insua; Aquilani (Pacheco 84), Lucas, Benayoun (Spearing 88), Aurelio (Kuyt 75); Gerrard; Torres
Wolverhampton: Hahnemann; Berra, Craddock, Ward, Stearman; Milijas (Mancienne 62), Henry, Jarvis, Foley; Ebankc-Blake (Iwelumo 66), Doyle (Elokobi 58)


TUR-KP
Wenger: "Throw In" Harus Diubah
Minggu, 27/12/2009 | 04:27 WIB


LONDON, KOMPAS.com — Lemparan ke dalam (throw in) sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari peraturan sepak bola selama bertahun-tahun. Namun, Pelatih Arsenal Arsene Wenger meminta agar lemparan ke dalam diganti dengan tendangan.

Ide ekstrem tersebut muncul dari pengalaman ia sendiri saat timnya dikalahkan Stoke City 1-2 musim lalu. Kemenangan Stoke tersebut tak terlepas dari lemparan ke dalam Rory Delap. Wenger menilai lemparan ke dalam Delap setara dengan tendangan yang dilakukan oleh seorang pemain. Oleh karena itu, Wenger mengusulkan agar lemparan ke dalam diubah menjadi tendangan ke dalam.

"Sebagai contoh di Stoke, lemparan Rory Delap seperti sedang menendang bola. Itu menjadi keuntungan kecil yang tidak adil. Dia menggunakan kekuatannya yang tidak biasa digunakan dalam dunia sepak bola," bebernya dalam situs resmi klub.

"Aturan yang ingin saya ubah adalah lemparan ke dalam menggunakan kaki. Kenapa tidak? Saya pikir itu akan membuat permainan (berjalan) lebih cepat," tambahnya.

Wenger percaya tidak ada alasan untuk memodifikasi peraturan pertandingan. Ia yakin, idenya dapat mendorong sepak bola menjadi lebih maju.

"Sepak bola adalah olahraga tim paling populer di dunia, dan pada suatu hari seorang gila akan berkata, 'Kami tidak menggunakan tangan'. Bagaimana Anda membayangkan pada hari itu sebuah permainan alami yang dimainkan menggunakan tangan akan menjadi olahraga paling populer?" tutupnya. (ARS)-KP
Mourinho: Saya Akan Mati di Sepak Bola

Minggu, 27/12/2009 | 03:23 WIB


MILAN, KOMPAS.com — Pelatih Inter Milan Jose Mourinho mengatakan, dia tak takut dipecat. Sebab, dia terlahir di sepak bola dan akan mati di sepak bola.

Pelatih berjuluk "Special One" ini bertekad menorehkan sejarah indah di Inter Milan. Namun, belakangan muncul isu bahwa posisinya sudah tak aman dan sewaktu-waktu bisa dipecat.

"Saya tak khawatir (dipecat). Tapi, memang pekerjaan saya selalu dalam bahaya. Sebab, Inter Milan adalah tim yang diinginkan semua pelatih," tegasnya.

Mourinho selalu bermuka masam setiap disorot kamera. Menurutnya, itu bagian dari responsnya terhadap berbagai headline yang menulis tentang dirinya.

"Saya melakukan hal ini karena mempertahankan kepentingan klub saya dan saya tak pernah khawatir. Maka, buatlah agar citra saya membaik. Saya terlahir di sepak bola dan akan meninggal dunia di olahraga ini," ujarnya. (PBC)-KP