BERITA Terbaru dari dunia sepak bola - hasil pertandingan Liga-liga Top Dunia, yang tersaji setiap harinya, dan selalu saja menarik untuk di Baca ......Tim Penyaji : Agung-Andy-Mughnii

Rabu, 07 April 2010

BerCelona Bantai Arsenal

BABAK I: BARCELONA - ARSENAL
Messi Berondong "Gudang Peluru"

BARCELONA, KOMPAS.com — Lionel Messi membuka peluang Barcelona ke semifinal Liga Champions. Tiga golnya di babak pertama membuat Barca unggul 3-1 atas Arsenal pada leg kedua perempat final di Camp Nou, Selasa (6/4/2010).

Tak seperti pada laga pertama di Emirates, kali ini "Blaugrana" bermain lebih hati-hati meski mereka tetap menguasai permainan. Sebaliknya, selama 15 menit pertama, Arsenal lebih banyak menunggu Barca kehilangan bola.

Taktik Arsenal itu berhasil. Abou Diaby mencuri bola dari Gabriel Milito. Bola lalu bergulir ke arah Theo Walcott di kanan. Walcott membawa bola sejajar dengan Nicklas Bendtner di kiri. Bendtner menerima umpan Walcott dan mengegolkannya pada tendangan kedua.

Gol itu membakar semangat kedua tim. Dua menit kemudian, Barcelona menyamakan skor lewat tendangan keras Messi. Kegagalan Mikael Silvestre menahan bola membuat bola bergulir ke arah striker Argentina tersebut. Dengan kaki kirinya, Messi mengirim bola ke bagian kiri gawang Almunia.
Aksi Messi pada menit-menit selanjutnya benar-benar mengancam pertahanan "The Gunners". Puncaknya terjadi pada menit ke-36. Kemelut di depan gawang Arsenal memudahkan Pedro Rodriguez menyodorkan bola kepada Messi. Tak terkawal, Messi melepas tembakan ke tengah gawang.
Tiga menit kemudian, Messi menuntaskan aksi solonya untuk menciptkan gol ketiga. Ia membawa bola sundulan Eric Abidal ke kotak penalti dan mencongkelnya melewati kepala Almunia. Sampai 45 menit pertama, tuan rumah unggul 3-1.

Susunan pemain:
Barcelona:
Valdes; Alvez, Milito, Marquez, Abidal; Xavi, Busquets, Keita; Pedro, Bojan, Messi.
Arsenal: Almunia; Sagna, Vermaelen, Silvestre, Clichy; Denilson, Diaby; Walcott, Nasri, Rosicky; Bendtner.

LHW





Messi Menyihir, Hati Berdesir

BARCELONA, KOMPAS.com — Hanya seorang bintang yang mampu membuat hati berdesir. Dan, bintang Lionel Messi begitu cemerlang saat timnya menghadapi Arsenal pada legkedua babak perempat final Liga Champions, Selasa atau Rabu (7/4/2010) dini hari WIB.

Betapa tidak, Barcelona tertinggal 0-1 lebih dulu. Namun, Messi kemudian menunjukkan segala kebintangannya untuk membalas dengan cepat. Tak hanya itu, dia langsung memborong empat gol untuk membawa Barcelona menang 4-1 dan lolos ke semifinal Liga Champions untuk menantang Inter Milan.

Tiga gol dia borong di babak pertama. Satu gol lagi di babak kedua. Semuanya itu lahir lewat kemampuan individu yang amat spesial.

Dia seolah begitu menyihir Stadion Camp Nou yang penuh sesak dengan aksinya. Caranya menguasai bola, mendribel, melewati lawan, kemudian mengeksekusi bola benar-benar mengagumkan.

Rasanya warga Argentina, khususnya, dan dunia pada umumnya tak perlu lagi terjebak dalam romantisme masa lalu atas kehebatan Pele dan Maradona. Sepak bola sudah kembali memiliki maestro yang mampu menggairahkan permainan. Dia ada dalam diri Messi.

Setelah terpilih sebagai Pemain Terbaik Eropa dan Pemain Terbaik Dunia versi FIFA 2009, tahun ini seperti membuktikan gelar-gelar bergengsi itu. Ini untuk ketiga kalinya Messi membuat tiga gol atau lebih dalam satu pertandingan.

Pada 14 Maret lalu, Messi menjadi kunci kemenangan saat Barcelona melawan tim berat Valencia di Divisi Primera. Dia membuat hattrick dan membawa kemenangan 3-0. Sepekan kemudian, dia kembali membuat hattrick. Kini, di perempat final Liga Champions, ia mematenkan kebintangannya dengan mencetak empat gol. Arsenal seperti dibuat tak berdaya oleh aksi Messi.

Messi tak hanya jago mendribel bola, tetapi dia seolah tahu pergerakan lawan sehingga berapa pun yang mencegatnya, Messi sering lolos. Dia juga tahu ke mana membawa bola. Selain itu, Messi punya banyak cara menipu lawan. Terakhir, Messi punya eksekusi dahsyat dan akurat. Tendangan kaki kirinya di seputar kotak penalti sulit diprediksi dan tajam menghunjam gawang lawan.

Dia pantas disamakan dengan megabintang Pele dan Maradona. Jika ada yang kurang, itu karena Messi belum menunjukkan kehebatannya di pentas terakbar, yakni Piala Dunia.

Itu perbedaan Messi dengan Pele dan Maradona. Kebesaran sejarah selalu terjadi saat isu dan momen bisa kawin. Pele mampu mengawinkan dua unsur itu di tiga Piala Dunia (1958, 1962, dan 1970). Pele menguasai isu sepak bola sejak tahun 1958, lalu menunjukkan kemampuan terbesarnya di momen terbesar ketiga Piala Dunia itu. Jadilah dia megabintang.

Demikian juga dengan Maradona. Dia sudah menguasai isu sepak bola sejak tahun 1978. Si boncel itu terus dibicarakan sebagai bintang masa depan. Isu itu semakin membesar di Piala Dunia 1986 di Meksiko. Maradona sukses mengawinkan isu tersebut dengan momen terbesar Piala Dunia 1986 dengan menjadi kunci kesuksesan Argentina menjadi juara dunia.

Sekarang, Messi telah menguasai isu itu. Dan, momen terbesar sudah di depan mata, Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Dia tinggal kembali menunjukkan kehebatannya di pentas terakbar itu, kemudian membawa Argentina juara dunia. Niscaya, dia akan menjadi megabintang ketiga dalam sejarah sepak bola setelah Pele dan Maradona.

Messi sudah mampu menyihir sepak bola hingga hati jutaan orang selalu berdesir menyaksikan aksinya. Namun, dia baru tajir di tingkat klub.

Sihir kembali Piala Dunia 2010, Messi! Buat hati jutaan, bahkan miliaran, manusia berdesir agar engkau menjadi catatan indah sejarah yang kisahnya terus mengalir. (Hery Prasetyo)