BERITA Terbaru dari dunia sepak bola - hasil pertandingan Liga-liga Top Dunia, yang tersaji setiap harinya, dan selalu saja menarik untuk di Baca ......Tim Penyaji : Agung-Andy-Mughnii

Rabu, 23 Juni 2010

PRANCIS PULANG AWAL

Prancis Angkat Koper, Dikandaskan Afsel 1-2

Uruguay - Meksiko Lolos

BLOEMFONTEIN - Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Itulah yang dialami timnas Prancis di Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Jangankan mengulang sukses juara Piala Dunia 1998, runner-up edisi 2006 itu harus angkat koper dari Afrika Selatan (Asfel) tanpa mencicipi babak knockout. Les Bleus -sebutan Prancis- gagal lolos dari fase grup setelah dikandaskan oleh tuan rumah Afsel dengan skor 1-2 (0-2) di Stadion Free State, Bloemfontein, tadi malam WIB.

Afsel yang tampil lebih impresif unggul lebih dulu melalui heading Bongani Khumalo pada menit ke-20. Katlego Mphela menggandakan kedudukan 17 menit kemudian. Dia memanfaatkan kemelut di depan gawang Hugo Lloris. Prancis membalas lewat tendangan jarak pendek Florent Malouda pada menit ke-70.

Namun, itu tidak berarti Afsel bisa melenggang dengan mulus. Kendati menang, Steven Pienaar dkk harus puas finis di tempat ketiga klasemen akhir grup A. Pasalnya, mereka kalah selisih gol dari Meksiko, yang pada saat bersamaan ditekuk Uruguay 0-1. Luis Suarez mencetak gol semata wayang Charruas -sebutan Uruguay- dua menit jelang babak pertama usai.

Sama-sama mengantongi empat poin, Meksiko masih punya selisih surplus satu gol (3-2), sedangkan Afsel defisit dua gol (3-5). Dengan demikian, mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia pertama yang gagal lolos ke babak 16 besar alias knockout.

"Sayang sekali. Awalnya, saya sangat yakin bahwa kami bisa lolos," sesal Khumalo dalam konferensi pers setelah pertandingan sebagaimana dilansir Reuters. "Tapi, kami telah berjuang dengan melakukan yang terbaik. Kami juga berhasil menyelamatkan sedikit kebanggaan dengan memenangi laga terakhir di depan publik Afsel," lanjutnya.

Dengan hasil tadi malam, Uruguay dan Meksiko menyusul Belanda dan Brazil yang sudah lebih dulu lolos ke 16 besar. Uruguay berhak menjadi juara grup dan tinggal menanti lawan dari runner-up grup B (lihat klasemen). Meksiko yang finis di bawah Uruguay sangat mungkin menantang Argentina.

"Bisa lolos sebagai juara grup sangat penting buat kami," ungkap striker Diego Forlan kepada Associated Press. "Pertandingan tadi sangat ketat. Meksiko mengontrol bola dengan baik. Manuver-manuver mereka sangat menyulitkan. Kami sangat beruntung bisa mencetak gol di babak pertama," lanjut striker Atletico Madrid tersebut.

Buat Prancis, kekalahan dari Afsel tadi malam merupakan puncak drama dan skandal yang menimpa tim besutan Raymond Domenech tersebut. Seperti diberitakan, dua hari menjelang laga hidup mati itu, Domenech berseteru dengan Nicolas Anelka, yang berujung pencoretan striker Chelsea tersebut dari skuad.

Buntutnya, sejumlah pemain yang bersimpati kepada Anelka memboikot sesi latihan Minggu (20/6). Ironisnya, aksi tidak pantas itu dikoordinasi pemain senior macam Patrice Evra dan Thierry Henry. Tidak heran, hal tersebut langsung memantik kepedulian Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Presiden meminta Menteri Olahraga Roselyne Bachelot mengadakan pertemuan khusus dengan tim.

''Sepak bola Prancis menghadapi bencana. Tidak hanya lantaran timnasnya kalah di pertandingan Piala Dunia, tapi juga pemain sedang menghadapi krisis moral,'' ungkap Bachelot, seperti dikutip Associated Press. ''Ini adalah episode terburuk sejarah perjalanan sepak bola negeri kami, belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi, ini harus kami hadapi dan kami harus cepat bangkit,'' lanjut wanita 66 tahun itu.

Perpecahan internal Prancis sangat tampak dalam starting line up yang dipasang Domenech. Dia meninggalkan Evra, Henry, Florent Malouda, dan Sidney Govou. Sebagai gantinya, di barisan belakang dia memainkan Sebastian Squilacci dan Gael Clichy. Bek tengah William Gallas dan Bacary Sagna yang tampil tidak terlalu bagus ketika Prancis ditebas Meksiko 0-2 (18/6) malah mendapat tempat.

Berkebalikan dengan Prancis, kondisi internal yang solid turut memengaruhi permainan Afsel. Mereka tampil solid dan bisa menekan sejak awal. Tekanan tersebut makin menjadi setelah Bongani mencetak gol pertama bagi Bafana Bafana, sebutan Afsel.

Dalam keadaan panik dan tertinggal satu gol, Yoann Gourcuff membuat kesalahan bodoh yang menyebabkan dirinya diusir dari lapangan. Dalam posisi menyongsong tendangan sudut, gelandang Girondins Bordeaux itu menyiku Macbeth Sibaya hingga jatuh terjengkang. Tanpa ragu, wasit Oscar Ruiz mencabut kartu merah dari sakunya.

Menang jumlah pemain, Afsel lebih agresif. Mereka memanfaatkan rapuhnya pertahanan Les Bleus untuk mencetak gol kedua. Melihat kondisi superkritis itu, Domenech akhirnya menyerah dan menurunkan para pemain lapis pertama.

Malouda masuk menggantikan Andre-Pierre Gingnac, sedangkan Henry mengisi posisi Djibril Cisse. Pergantian itu efektif. Prancis bisa menggenjot serangan dan membuat gol balasan lewat Malouda. Namun, itulah gol terakhir yang tercipta malam itu. Dalam kedudukan 2-1 untuk Afsel, kedua negara harus mengubur mimpi lolos ke babak kedua.

''Seperti halnya orang lain yang mendukung Prancis, saya sangat sedih. Pemain juga sangat kecewa,'' ungkap Domenech. ''Meskipun, dalam pertandingan tadi, saya melihat banyak hal positif. Hal-hal yang saya harapkan dimiliki tim ini sejak awal, yakni keberanian, kebaikan hati, dan solidaritas,'' lanjutnya.

Domenech juga menolak menjelaskan keputusannya mencadangkan pemain-pemain pilar kala sedang mutlak butuh kemenangan. ''Ini bukan saatnya menganalisis apa yang sedang terjadi. Tim ini memiliki potensi yang besar. Mereka pernah mengalami masa-masa hebat dan itu akan terjadi lagi. Prancis tidak akan pernah mati. Mereka akan bangkit,'' yakin pelatih yang kontraknya habis itu. (na/c4/c11/iro)