BERITA Terbaru dari dunia sepak bola - hasil pertandingan Liga-liga Top Dunia, yang tersaji setiap harinya, dan selalu saja menarik untuk di Baca ......Tim Penyaji : Agung-Andy-Mughnii

Jumat, 30 April 2010

Inter KO Barcelona

Barcelona di KO Intermilan

Agregat Inter 3 - Barcelona 2

Barcelona barangkali tidak rela Nou Camp dipakai berpesta oleh lawan hingga penyemprot air di lapangan langsung dihidupkan saat pemain Inter Milan masih merayakan keberhasilan lolos ke final Liga Champions. Bagi Jose Mourinho, derasnya semprotan itu terlihat seperti derasnya air mata pemain Barca yang tengah menangisi kegagalan.

Tim yangmemenangi segalanya tidaktahu bagaimana rasanya kalah. Mereka adalah pecundang yang buruk danbegitu juga saya, ” kataMourinho, Pelatih Inter.Barca memenangilaga leg keduasemifinal melawan Inter, Rabu (28/4), tetapi harus menangis sedihkarena gagal lolos ke final. Meski menang 1-0,ambisi Barcatampildi Santiago Bernabeu22 Mei mendatang kandaskarena kalah agregat 2-3setelah pada laga leg pertama kalah 1-3.”


Mourinho menyebut kemenangan Inter dalam dua leg sebagai ”mistis dan bersejarah” saat juara Serie A ini harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-28 setelah gelandang Thiago Motta mendapat kartu merah. Mourinho, yang gagal membawa Chelsea ke final setelah meraih gelar bersama FC Porto, mengatakan, keberhasilannya tahun 2004 tidak seindah kali ini.

”Ini pertandingan yang sangat menegangkan, melawan tim seperti Barcelona dengan 10 pemain. Ini sesuatu yang bersejarah, mistis,” kata Mourinho seperti dikutip Reuters. ”Ini adalah kekalahan 1-0 terindah dalam hidup saya, tetapi para pemain tidak layak kalah. Kami sempurna secara taktik dan pertahanan. Kami sangat disiplin. Kami bekerja keras untuk tidak memberi mereka ruang.”

Mourinho menyatakan, sejarah bakal mencatat Inter yang melaju ke final dengan menggagalkan ambisi Barcelona meraih gelar di Bernabeu, stadion milik seteru abadi, Real Madrid. ”Jika saya harus menggambarkan pemain saya, saya akan mengatakan, dalam 40 tahun, mereka bakal terus menjadi pembicaraan,” kata Mourinho yang pernah menjadi penerjemah dan asisten pelatih di Barca.

Inter memiliki peluang untuk memenangi gelar Liga Champions ketiga mereka dan pertama sejak 1965 saat kembali ke final untuk yang pertama dalam 38 tahun terakhir. Mereka bakal menghadapi klub Bundesliga, Bayern Muenchen, yang mengalahkan Olympique Lyonnaise dengan agregat 4-0.

Mourinho, yang menyebut keinginan Barcelona untuk bermain di Bernabeu sebagai obsesi, terus memanasi ”The Catalans” saat merayakan keberhasilan di Nou Camp yang terisi hampir 100.000 penonton. Mourinho bahkan terlibat bentrokan dengan kiper Barca, Victor Valdez, saat pelatih asal Portugal itu merayakan kemenangan.

Cerdik

Inter menghadapi serangan Barca, dipimpin pemain terbaik dunia, Lionel Messi, dengan bermain bertahan. Mereka menunjukkan kecerdasan dalam pertahanan dipadu determinasi para pemainnya. Pertandingan ini lagi-lagi membuktikan kecerdikan taktik Mourinho yang sangat menentukan setelah harus kehilangan Goran Pandev sebelum kick off dan diusirnya Motta.

Bukan hanya cerdik dalam meramu taktik, Mourinho juga hebat dalam menerapkan perang psikologis terhadap lawan. Sebelum laga, ia seperti secara sengaja memanas-manasi publik Nou Camp dengan berjalan santai di tengah lapangan, dengan kedua tangan di saku, persis orang biasa yang tengah menikmati jalanan sunyi pedesaan, bukan di tengah gemuruh hampir 100.000 pendukung Barca. Kepercayaan diri itu seperti merasuki para pemainnya yang tengah melakukan pemanasan.

Siulan dan teriakan pendukung tuan rumah tak membuat Mourinho goyah. Tingkah lakunya di pinggir lapangan secara konstan menarik perhatian kamera. Diusirnya Motta hanya membuatnya tertawa sinis. Ia keluar dari area teknik untuk memberikan instruksi kepada pemainnya, membuat laga harus dihentikan karena wasit harus memperingatkannya.

Taktik serangan balik yang diterapkan Mourinho membuat Inter sering bermain dengan sembilan pemain di kotak penalti untuk bertahan. Sepanjang laga, hanya dua kali gawang Inter terancam, satu peluang dimiliki Bojan Krkic yang sundulannya melebar serta satu lagi menjadi gol Gerard Piqué, enam menit sebelum laga berakhir.

Formasi menyerang

Pelatih Barcelona Pep Guardiola memasang salah satu formasi paling menyerangnya sepanjang musim, tetapi strateginya itu tak cukup untuk membongkar pertahanan Inter. Messi dan mantan striker Inter, Zlatan Ibrahimovic, mandul. Meski Barca memiliki 76 persen penguasaan bola, dengan Xavi Hernandez dan Sergio Busquets mendominasi lini tengah, mereka hanya empat kali melakukan tendangan ke arah gawang.

Trio Inter, Esteban Cambiasso, Cristian Chivu, dan Wesley Sneijder, bekerja keras mengejar bola ke setiap bilah rumput Nou Camp. Lucio dan Walter Samuel seperti karang di lini pertahanan, memantulkan kembali gelombang demi gelombang serangan Barcelona.

Guardiola mengatakan, kartu merah Motta justru merugikan timnya karena itu merusak rencana permainan kedua tim. ”Kartu merah itu memengaruhi permainan karena mereka akhirnya hanya bertahan dan menyerang selalu lebih sulit dari bertahan,” kata Guardiola yang dikutip AFP. ”Kami memiliki penguasaan bola yang banyak, tetapi gagal menciptakan banyak peluang. Sangat sedikit ruang di pertahanan dan lini tengah. Saat ada sembilan pemain bertahan, tidak mudah. Kami mencoba, tetapi mereka bertahan dengan bagus.”

Inter Calon Juara CHAMPION



Inter Milan Hentikan Langkah Barcelona dengan Kemenangan 3-2

1 Barcelona v Inter Milan 0 (Inter menang agregat 3-2)
BARCELONA - Kekalahan tidak selalu menyakitkan. Bahkan, bisa juga indah. Itulah yang tengah dirasakan kubu Inter Milan meski kalah 0-1 oleh Barcelona pada second leg semifinal Liga Champions di Nou Camp kemarin dini hari.

Hasil itu tak menghentikan langkah Inter menuju final dengan kemenangan agregat 3-2.
Nerazzurri -julukan Inter- akan meladeni Bayern Munchen pada final di Santiago Bernabeu, Madrid, pada 22 Mei mendatang.
Sukses Inter melenggang ke final mengakhiri penantian selama 38 tahun. Kali terakhir mereka menjadi finalis pada musim 1972. Tim raksasa Italia itu kali terakhir menjadi jawara Eropa pada 1965 alias 45 tahun lalu!
Wajar bila sukses lolos ke final disambut luar biasa para penggawa Nerazzurri.


''Ini kekalahan terindah sepanjang karir saya. Buat saya, buat pemain, dan juga buat fans, ini momen terhebat,'' ucap Jose Mourinho,
allenatore Inter, sebagaimana dikutip Reuters. ''Sudah 38 tahun Inter tidak merasakan final Liga Champions.


Padahal, ini bukan tim muda yang bisa menunggu 15 tahun untuk sampai ke final,'' lanjutnya.



''Sangat sulit menaklukkan Barcelona dengan sebelas orang. Tapi, kami mampu melakukan itu dengan sepuluh orang. Ini adalah prestasi luar biasa, sangat bersejarah,'' lanjutnya dengan berseri-seri.



Inter kehilangan Thiago Motta yang diganjar kartu merah pada menit ke-28. Wasit asal Belgia, Frank de Bleeckere, menjatuhkan kartu kuning kedua kepada Motta setelah dia mendorong wajah Sergi Busquets.



Kehilangan satu pemain membuat Inter yang dari awal cenderung bertahan semakin defensif. Beragam cara yang dilakukan Barca tidak mampu menembus ketatnya pertahanan Inter. Lionel Messi, Zlatan Ibrahimovic, dan Pedro Rodriguez plus Daniel Alves dan Xavi yang ikut menyerang mati gaya menghadapi ketatnya pertahanan tim tamu.


Jangankan melepaskan tembakan yang mengancam gawang Julio Cesar, menembus kotak penalti Inter pun kesulitan. Alhasil, meski mendominasi
ball possession, Barca hanya mencetak satu gol lewat Gerard Pique pada menit ke-84.


''Saya tidak pernah melihat tim yang permainannya sangat defensif, total bertahan seperti Inter malam ini (kemarin dini hari, Red),'' ungkap Yaya Toure, gelandang Barca, kepada
Goal.


''Pemain yang berada di posisi yang sama dengan saya saja beroperasi jauh di depan saya. Nyaris di depan kotak penalti sendiri,'' lanjutnya.
Pelatih Barcelona Josep Guardiola tidak mau mengkritik gaya main Inter yang menurut banyak pihak sangat negatif dan membosankan.


Pelatih yang musim lalu membawa Barca memenangi enam trofi itu dengan besar hati mengakui keunggulan lawan.
''Selamat kepada Inter. Mereka telah mengalahkan kami dalam dua game. Saya ucapkan semoga berhasil kepada mereka,'' tutur Guardiola seperti dikutip Sky Sports.


''Semua tim boleh menampilkan permainan seperti apa pun sesuka mereka. Saya tidak akan komplain. Kami sudah mencoba menembus pertahanan mereka lewat tengah dan sayap, tapi tidak berhasil,'' papar dia.



Menurut Mourinho, obsesi Barca membukukan final
back-to-back itulah yang menyebabkan kekalahan. Para pengamat bahkan menyebut Barca sebagai korban dari kesuksesannya musim lalu. Namun, Guardiola menampik anggapan itu.


''Kami sudah mencapai final Liga Champions. Bagaimana mungkin kami menjadi korban? Klub ini tahu rasanya kalah. Kami harus minta maaf kepada fans,'' kata Guardiola. (na/ca)