BERITA Terbaru dari dunia sepak bola - hasil pertandingan Liga-liga Top Dunia, yang tersaji setiap harinya, dan selalu saja menarik untuk di Baca ......Tim Penyaji : Agung-Andy-Mughnii

Kamis, 17 Desember 2009

Wakil Asia Piala Dunia Antar Club

[ Kamis, 17 Desember 2009 ]


Estudiantes Raih Tiket Final Piala Dunia Antarklub 2009 
1 Pohang Steelers v Estudiantes 2


ABU DHABI - Tiga gol, tiga kartu merah! Itulah pemandangan yang tersaji pada duel Pohang Steelers versus Estudiantes di Mohammed bin Zayed Stadium. Dalam laga semifinal Piala Dunia Antarklub 2009 yang berakhir kemarin dini hari (16/12) tersebut, Estudiantes berhasil meraih tiket final setelah memetik kemenangan tipis 2-1 (1-0). Dua gol El Leon (julukan Estudiantes) diborong Leandro Benitez, masing-masing pada menit ke-45 dan 53. 


Setelah unggul dua gol, pendukung Estudiantes meyakini, Juan Sebastian Veron dkk bakal mampu memperbesar keunggulan. Sebab, tiga menit setelah terciptanya gol kedua, Pohang harus kehilangan seorang pemain menyusul kartu merah yang diterima Hwang Jae-won. Tapi, meski hanya berlaga sepuluh pemain, Pohang justru mampu memperkecil ketertinggalan lewat gol Denilson pada menit ke-71. 


Gol tersebut memberikan secercah harapan di kubu Pohang untuk bisa menyamakan kedudukan. Namun, harapan itu sirna. Pasalnya, wasit Roberto Rosetti (Italia) kembali mengeluarkan kartu merah dari kantongnya. Pemain kedua yang harus meninggalkan lapangan adalah Kim Jae-sung. Dia menerima kartu kuning kedua pada menit ke-72. 


Mimpi buruk belum berhenti. Pohang harus bermain dengan delapan orang gara-gara kartu merah yang diterima kiper Shin Hwa-yong (77'). Daya gempur tim asal Korsel itu pun semakin turun setelah Shin meninggalkan lapangan. Selain karena kekurangan pemain, Denilson yang menjadi tumpuan di lini depan harus menggantikan posisi Shin sebagai penjaga gawang. 


"Sangat berat bagi kami kehilangan tiga pemain. Saya mempertanyakan kriteria yang digunakan wasit dalam menjatuhkan kartu kepada pemain kami. Mengapa jika melakukannya, pemain lawan tidak mendapatkan apa-apa?" kecam Sergio Farias, pelatih Pohang, pada sesi jumpa pers.


Meski kecewa, Farias tetap bangga terhadap perlawanan yang ditunjukkan anak asuhnya. Sebab, Pohang ternyata mampu menyulitkan Estudiantes. Bahkan, klub asal Argentina juara Copa Libertadores musim lalu itu tak mampu menambah keunggulan meski unggul jumlah pemain. 


"Saya pikir penting bagi setiap even tetap menjaga kredibilitasnya. Hari ini (kemarin, Red) kita lihat sendiri bagaimana kredibilitas dari even. Tersingkir bukan masalah, tapi bukan dengan cara seperti ini," tandas pelatih asal Brazil tersebut.

Farias enggan menjawab ketika ada wartawan yang menanyakan apakah kekalahan timnya merupakan bagian dari konspirasi untuk memuluskan final ideal antara wakil Eropa (UEFA) dan Amerika Latin (Conmebol). "Saya tidak berpikir seperti itu. Tapi, memang tidak ada keadilan buat tim kecil," lanjutnya.


Kubu Estudiantes juga tak mengomentari tudingan konspirasi tersebut. Mereka lebih suka bicara soal calon lawan di partai final. Yakni pemenang laga Atlante FC lawan Barcelona dini hari tadi. "Saya memang punya tim yang saya harapkan bisa bertemu di final. Tapi, tak perlu saya sampaikan," ucap Alejandro Sabella, pelatih Estudiantes.


Sementara itu, Benitez mengungkapkan bahwa bisa mencetak dua gol dalam satu laga adalah sebuah sukses. Apalagi, dia bukanlah seorang striker. "Saya tak ingat kapan kali terakhir mencetak dua gol dalam satu pertandingan. Momen ini jelas sangat spesial bagiku," tutur Benitez. 


Ini bukan kali pertama bagi gelandang berusia 28 tahun itu menjadi penentu sukses Estudiantes. Sebab, dia juga menjadi salah satu kunci keberhasilan Estudiantes merajai pentas Libertadores tahun ini. Benitez lah yang menghantarkan Estudiantes ke partai final, lewat gol yang dilesakkan ke gawang Nacional pada laga semifinal Libertadores. (ham/bas)-JP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar