Menggoyang Dominasi Liga Inggris
KLUB-klub Liga Primer Inggris mendominasi dalam tiga edisi terakhir Liga Champions. Superioritas tim-tim Premier League itu diyakini masih akan terjadi pada musim 2009-2010. Namun, tantangan berat datang dari Liga Spanyol (La Liga Primera).
Musim ini La Liga mampu menandingi popularitas Premiership. Dari sisi transfer pemain, klub-klub Spanyol bahkan berhasil mendominasi. Itu ditandai dengan kepindahan Cristiano Ronaldo dari Manchester United (MU) ke Real Madrid. Transfer Ronaldo kemudian tercatat sebagai yang termahal di dunia.


Juara bertahan Barcelona masih harus menuntaskan dua laga tersisa. Untuk bisa bertahan, klub Calatan itu bersaing dengan Inter Milan (Italia), Rubin Kazan (Rusia) dan Dynamo Kiev (Ukraina).
Di Atas La Liga
Real Madrid, pemegang rekor dengan sembilan kali juara, juga membutuhkan dua partai terakhir untuk mencari tiket ke perdelapan final. Los Merengues mesti bersaing dengan AC Milan dan Olympique Marseille.
Satu wakil La Liga lain, Atletico Madrid, bahkan sudah masuk kotak. Atleti tak mampu bertahan menghadapi gedoran Chelsea dan FC Porto.
Real Madrid, pemegang rekor dengan sembilan kali juara, juga membutuhkan dua partai terakhir untuk mencari tiket ke perdelapan final. Los Merengues mesti bersaing dengan AC Milan dan Olympique Marseille.
Satu wakil La Liga lain, Atletico Madrid, bahkan sudah masuk kotak. Atleti tak mampu bertahan menghadapi gedoran Chelsea dan FC Porto.
Inggris bisa meloloskan semua wakilnya jika Liverpool beruntung dalam dua pertandingan sisa. Kalau The Reds menang terus, dan Fiorentina tergelincir, pasukan Rafael Benitez akan mendampingi Olympique Lyon.
Dari kenyataan tersebut, untuk sementara Premier League masih berada di atas La Liga.
Konsistensi tim-tim Inggris tak lepas dari membanjirnya pemain-pemain asing berkualitas. MU begitu kokoh di kompetisi elite Eropa itu berkat donasi tinggi Ronaldo.
Konsistensi tim-tim Inggris tak lepas dari membanjirnya pemain-pemain asing berkualitas. MU begitu kokoh di kompetisi elite Eropa itu berkat donasi tinggi Ronaldo.
Sukses Liverpool pun karena kehadiran legiun asing seperti Xabi Alonso dan Milan Baros.
Chelsea, kendati belum pernah berjaya, tetap stabil menyusul kedatangan bintang-bintang berkelas macam Didier Drogba, Michael Essien dan Michael Ballack. Arsenal lebih gila lagi.
Demi membentuk sebuah tim berkarakter yang punya ketajaman ekstra, pelatih Arsene Wenger malah berani menurunkan 11 starter-nya tanpa satu pun pemain Inggris.
Chelsea, kendati belum pernah berjaya, tetap stabil menyusul kedatangan bintang-bintang berkelas macam Didier Drogba, Michael Essien dan Michael Ballack. Arsenal lebih gila lagi.
Demi membentuk sebuah tim berkarakter yang punya ketajaman ekstra, pelatih Arsene Wenger malah berani menurunkan 11 starter-nya tanpa satu pun pemain Inggris.
Faktor Ronaldo
Kenapa klub-klub Spanyol belum bisa langsung tancap gas? Selain harus beradaptasi dengan pemain baru, problem Barcelona adalah lawan mulai mengetahui titik lemah mereka.
Ketika kalah dan kemudian imbang melawan Rubin Kazan, otak permainan Los Cules berhasil dimatikan. Xavi Hernandez sebagai playmaker ditempel ketat, sementara winger Lionel Messi sukses ’’dikebiri’’.
Kenapa klub-klub Spanyol belum bisa langsung tancap gas? Selain harus beradaptasi dengan pemain baru, problem Barcelona adalah lawan mulai mengetahui titik lemah mereka.
Ketika kalah dan kemudian imbang melawan Rubin Kazan, otak permainan Los Cules berhasil dimatikan. Xavi Hernandez sebagai playmaker ditempel ketat, sementara winger Lionel Messi sukses ’’dikebiri’’.
Masalah Real Madrid lain lagi. Walau telah membeli banyak pemain bintang, klub raksasa ibu kota ini ternyata menurun tatkala Ronaldo mengalami cedera. Faktor Ronaldo demikian kuat sehingga langsung mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan.
Kaka memang bagus, tetapi pamornya masih kalah dari mantan superstar MU itu.
Kaka memang bagus, tetapi pamornya masih kalah dari mantan superstar MU itu.
Ronaldo bukan hanya mampu menjadi goal getter, namun juga bisa membuat perbedaan di lapangan.
Musim ini La Liga boleh saja mengklaim sebagai liga paling top, tapi Premier League terbukti lebih mapan di level Eropa. (Edi Indarto-31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar